Pekanbaru, - Viralnya pernyataan aktivis Larshen Yunus, atas pemberitaan yang menyinggung elemen masyarakat atas eksistensinya sebagai aktivis, dalam menyoroti kinerja Yudikatif, Legislatif dan Eksekutif di wilayah Provinsi Riau dan sekitarnya, menjadi pergunjingan hangat dan pro-kontra ditengah masyarakat Riau saat ini.
Terkait hal itu, biar menjadi tidak salah arah dan menimbulkan perdebatan yang tidak berujung, Aktivis Larshen Yunus, menyampaikan ucapan terima kasih dan memohon maaf kepada elemen masyarakat Riau, atas pernyataan dan eksistensinya dalam berkarya sebagai aktivis di Riau.
Berikut pernyataan Aktvis Larshen Yunus dalam keterangan tertulisnya yang dikutip dari oketimes.com. pada Sabtu (15/01/22) di Pekanbaru, terkait pro-kontra atas peryataanya yang menjadi perdebatan bagi elemen masyarakat Riau.Saya, Larshen Yunus (Aktivis/Pegiat Anti Korupsi) dalam hal ini menyikapi hal tersebut sbb ini:
1. Saya sudah lama mendengar nama orang tua, Tokoh Masyarakat Minang sekaligus mantan Hakim Agung RI, Syamsul Rakan Chaniago. Namun, hingga hari ini saya belum pernah bertemu langsung dengan beliau, orang tua yang sangat saya hormati. Terakhir dari Jarak jauh saya melihatnya, ketika Pesta/Resepsi Pernikahan anak Dr AB Purba SH MH (Tokoh Masyarakat Batak Riau/Mantan Anggota DPRD Provinsi Riau) di Ballroom Hotel Labersa Pekanbaru.
2. Begitu juga dengan orang tua yang sangat saya hormati, Ayahanda Haji Arsadianto Rachman (Om Anto Rachman). dalam seminggu saya kerap menghubungi beliau (2X) setidaknya bertanya tentang kabar. Om Anto adalah orang tua dari Ketua saya dulu di DPD KNPI Provinsi Riau, Abangda Ari Nugroho Arsadianto. Sampai malam ini/Sabtu, 15 Januari 2022 saya juga menghubungi beliau.
Bagi saya, Om Anto adalah sosok Ayah yang sejuk pada saat diskusi. Terakhir kami duduk ngopi di Restoran Hotel Pangeran Pekanbaru.3. Terkait dengan Kedua Tokoh Batak atas nama Fajar Menanti Simanjuntak dan Pontas Napitupulu, terakhir saya berjumpa sewaktu Pesta/Resepsi Pernikahan Anak Dr AB Purba SH MH di Ballroom Hotel Labersa Pekanbaru.
Hingga saat ini seingat saya Rasa Hormat dan Tutur Kata yang sopan selalu saya Kedepankan.4. Wabbilkhusus bagi Ayahanda M Nasir Day, selaku Tokoh Masyarakat Melayu Riau. Sejujurnya saya jarang bertemu langsung, namun Mendengar nama besarnya termasuk sering. Karena selain Tokoh Masyarakat Melayu, Ayahanda itu juga saya ketahui sebagai seorang Budayawan Riau, semasa saya SD, SMPN, SMAN hingga tamat Kuliah, acap mendengar nama Ayahanda itu, pokoknya Harum bak bunga Mawar.
5. Termasuk bagi orang tua dan para Senior yang belum bisa saya sebutkan satu persatu.Bagi saya, selaku Anak Muda (30 tahun), Suritauladan dari para Orang Tua dan Senior itu sangatlah penting. Bagi saya, ungkapan Cinta dan Kasih Sayang bukan sekedar memuji dengan Kata-Kata, namun dengan Kritikan dan Teguran adalah bahagian dari bentuk rasa Cinta dan Kasih Sayang.
Terimakasih untuk Hal itu! Hormat dan Sungkem saya buat para Orang Tua dan Senior yang saya sebutkan diatas. Hanya saja, Jangan dianggap melawan Tatkala seorang Junior berusaha untuk Menyampaikan Penjelasan terkait hal-hal yang Justru dianggap Fitnah yang sangat Tendensius.
Apa dasar dan buktinya, statement Larshen Yunus dianggap rawan picu SARA??? Sebab merujuk Jejak Digital, Larshen Yunus hanya Fokus terkait Semangat Supremasi Hukum yang Harus Tegas terkait Penanganan Tindak Pidana Korupsi.
Hukum itu Pembuktian, Jangan ada upaya Penggiringan, Karena POLRI saat ini sangat PRESISI.Perlu diketahui dan dicermati dengan seksama, bahwa Justru seorang Aktivis dan Pegiat Anti Korupsi seperti Larshen Yunus dibungkam dengan Penggiringan Isu Rasis dan SARA (Link Berita Terlampir) Fitnah terlalu banyak dihembuskan, seakan Larshen Yunus mengganggu Suku tertentu! Buktinya Mana??? Semua ada Jejak Digital! Jangan Teriak Fitnah, ternyata faktanya Justru Mereka sendiri yang Menyebarkan Fitnah.
Perlu sama-sama kita pahami, Jangan semua di cocok-cocokkan. Kurang Apa Hebatnya seorang Bapak Pembangunan Provinsi Riau, HM Rusli Zainal? Karya Akbarnya terbukti dengan Pembangunan Fisik di Negeri bertuan ini. Lalu, Kenapa Kita tak Marah dengan Aparat Penegak Hukum (APH), Kalau sikit-sikit di Goreng dengan Sentilan "Tokoh Suku Tertentu".
"Jangan begitulah, Kita harus Jantan! Jangan semua digoreng dengan istilah Tokoh, sementara yang dipersoalkan sesuai dengan Semangat Supremasi Hukum, Kaitan atas Tindak Pidana Korupsi. Kalau merasa tak sesuai, ya Lakukan Hak Jawab-Hak Koreksi. Karena terhadap semua itu menjadi bahagian dari Produk Jurnalistik.
"Intinya jangan Latah dan Mudah di Adu Domba" Orang Tua yang Bijaksana, pasti lakukan tahap yang Lebih Bijak lagi. Dipanggil, bahkan bila perlu di Tempeleng seraya di Nasehati.Bertanya dengan yang lebih muda, tidak mengurangi rasa hormat terhadap yang Tua !!! Pada Akhirnya Saya mau Katakan, bahwa Terhadap Para Orang Tua yang Menuding Saya dengan Sangkaan itu, Saya hanya bisa Tersenyum seraya Meneteskan Air Mata.
Apakah Kita Semua sudah Memahami Persoalan tersebut mulai dari Awal (Runut) ??? Apakah Kita tak takut Hukum Karma ??? Lalu Kenapa sepertinya Latah dengan Hal-Hal yang Sama Sekali Tidak Kita Ketahui. Terakhir, saya selaku Anak Riau yang Lahir, Besar dan Tumbuh di Negeri ini, Hanya bisa berharap, Agar Semesta-Sang Khalik-Tuhan Yang Maha Esa Membukakan Pintu Damai Sejahtera bagi Kita Semua.
Teriring Salam Hormat, Do'a dan Silaturrahim bagi Kita Semua, Aktivis LARSHENYUNUS (Titisan SoeHokGie)#KonsistenMenghadirkanKeadilan #IkhtiarMemperbaikiNegeriOhhh iya, Terimakasih dan Hormat Saya buat Abang/Kakak/Rekan-Rekan Media yang Terbukti Menjunjung Tinggi UU PERS, yakni dengan Lakukan Konfirmasi kepada Saya (Keberimbangan).Fastabiqul Khairat, Wassalamu'alaikum Wr Wb.(Mulyadi).